Manajemen Face-to-Face untuk Guru dan Murid Berprestasi

Oleh : Heru Supeno

Kepala SMA Negeri 18 Palembang

Bagaimana penerapan manajemen face to face dapat meningkatkan kompetensi guru dan memaksimalkan hasil belajar murid?

Bacaan Lainnya

Latar Belakang

Situasi/tantangan

Tiga Prioritas Utama Permasalahan yang Dihadapi Sekolah

Banyak permasalahan manajemen sekolah yang harus diselesaikan. Ada tiga prioritas permasalahan yang segera di atasi, yaitu pembelajaran, kesiswaan , sarana dan prasarana. Permasalahan pembelajaran adalah ketidakmampuan guru dalam membuat dan mengimplementasikan modul ajar, permasalahan kesiswaan adalah rendahnya motivasi dan prestasi belajar. Permasalahan sapras yaitu minimnya sapras pendukung pembelajaran dan digitalisasi sekolah.

Situasi/tantangan

Tantangan yang Dihadapi dalam Manajemen Peningkatan Mutu Pembelajaran

Tantangan dalam manajemen kurikulum adalah guru belum memahami pentingnya modul ajar dan implementasi nya dalam proses pembelajaran. Tantangan dalam manajemen kesiswaan adalah rendahnya motivasi dan prestasi belajar serta minimnya jumlah serapan lulusan ke perguruan tinggi. Tantangan dalam manajemen sarana dan prasarana adalah kurangnya alat peraga pembelajaran dan digitalisasi sekolah.

Aksi

Aksi/Langkah Praktik

Langkah 1: Analisa Kebutuhan Sekolah

Langkah pertama yang saya lakukuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan murid adalah analisis sarana dan prasarana. Analisis saya lakukan melalui pendataan dan pendekatan persuasif dengan menuliskan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran serta pengembangan kompetensi guru dan murid.

Langkah 2: Implementasi dan Aksi Nyata

Setelah memperoleh data analisis kebutuhan, saya melakukan implementasi face to face dengan langkah: merencanakan program prioritas yang paling dibutuhkan, melaksanakan program peningkatan kompetensi guru oleh kepala sekolah dengan pendekatan face to face melalui diskusi interpersonal dari hati ke hati dalam menyelesaikan permasalahan di sekolah, melakukan bimbingan pemecahan masalah, serta membuat komitmen untuk melaksanakan solusi.

Langkah 3 : Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilaksanakan untuk membantu kepala sekolah mengukur ketercapaian guru dalam melaksanakan komitmennya. Monitoring dilakukan untuk mengidentifikasi kemajuan perkembangan kompetensi guru. Selanjutnya dilakukan evaluasi apakah perlu intervensi kepala sekolah untuk membantu guru. Hasil monitoring dan evaluasi menjadi dasar yang kuat bagi kepala sekolah untuk pengambilan keputusan dan tindak lanjut pembimbingan guru.

Langkah 4: Refleksi dan Tindak Lanjut

Selain kegiatan monitoring dan evaluasi, kepala sekolah juga meminta guru untuk melakukan refleksi terhadap komitmen yang dibuat. Hasil refleksi bisa dilakukan secara tertulis agar terdokumentasi. Kepala sekolah dapat membimbing refleksi dengan pertanyaan apa yang sudah saya lakukan? Apa pembelajaran yang saya peroleh? Siapa yang dapat saya libatkan untuk mendukung pemecahan masalah? Tindak lanjut dibuat berdasarkan hasil refleksi. Jika diperlukan, siklus manajemen face to face bisa diulang dari kegiatan analisis kebutuhan.

Refleksi, Hasil, dan Dampak

  1. Face to Face Berdampak pada Peningkatan Kompetensi Guru

Setelah kepala sekolah melakukan pendekatan Face to Face, terjadi dialog interaktif antara kepala sekolah dengan guru. Kegiatan dialog dilaksanakan secara persuasif sehingga guru merasa nyaman, mendiskusikan dan mengkomunikasikan masalah pembelajaran. Hasil dialog akan menggambarkan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar. Secara psikologis guru akan melakukan refleksi. Guru akan memiliki kesadaran melakukan perubahan perilaku untuk meningkatkan kompetensinya dalam proses pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dan harapan pemerintah.

  1. Kemandirian Belajar Guru Meningkat

Kemandirian belajar guru dapat dilihat dari semangat guru untuk selalu belajar, jika guru mau belajar dan berubah, maka kompetensinya meningkat, dampak psikologisnya guru lebih percaya diri, dan persiapan mengajarnya lebih baik. jika hal ini terjadi maka akan berpengaruh pada hasil belajar murid, hal ini terlihat dari jumlah prestasi akademik dan non akademik yang meningkat serta jumlah serapan lulusan yang diterima di perguruan tinggi juga ikut meningkat.

  1. Pendekatan Face to Face Berkontribusi Positif terhadap Hasil Belajar Murid

Melalui pendekatan face to face, guru lebih dekat dengan kepala sekolah. guru dengan kepala sekolah mampu memecahkan masalah bersama, Kesetaraan ini menghasilkan kemajuan antara lain: efektifitas proses pembelajaran di kelas, program digitalisasi sekolah, program Kelas Maya berbasis LMS model hybrid class, penerapan skul.id, prestasi murid meningkat, dan serapan murid ke perguruan tinggi lebih banyak.

Tips

  1. Kepala Sekolah Harus Menguasai Manajeman Pembelajaran

Kepala sekolah perlu menguasai manajemen pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien. Dengan pemahaman ini, kepala sekolah dapat langsung mengontrol dan memperbaiki proses pembelajaran di sekolah dengan membantu guru menyelesaikan permasalahannya.

  1. Kepala Sekolah Harus Menjadi Inspirasi Bagi Guru dan Murid

Guru dan murid adalah unsur penting dalam peningkatan mutu pendidikan.Oleh karena itu, kepala sekolah harus mampu menginspirasi agar guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Kepala sekolah yang inspiratif akan mampu mengembangkan sekolah dan membangun semangat serta memotivasi guru dalam mengajar. Hal ini akan berpengaruh dalam meningkatan kompetensi dan hasil belajar murid.

Profil Kelas/Sekolah

SMA Negeri 18 Palembang,terletah di dalam kota pelembang, NPSN 10603857, Nomor telpon: 0711361404, Akreditasi A , terletak di jalan Mayor Ruslan No.1172, berdiri pada tahun 1997, dengan luas area 0,5 H, merupakan sekolah penggerak angkatan 2, memilliki 1160 murid, dengan jumlah 32 rombel, dan 80 orang guru dengan mayoritas pendidikan terakhir Strata dua.

Berita ini telah dimuat dihalaman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Platform Merdeka Mengajar.**

https://guru.kemdikbud.go.id/cerita-praktik/WZ20m7JDAd

Pos terkait